Makamnya saat ini dipenuhi semak belukar, rumput liar merambat menutupi batu nisan pejuang ini.
TAK banyak catatan sejarah masa kecil perwira militer paska kemerdekaan Indonesia ini. Tapi dia orang yang sangat berpengaruh ketika negara Indonesia masih seumur jagung.
Kolonel Hussein Joesoef adalah Panglim Divisi X Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Komandemen Sumatra, Langkat dan Tanah Karo yang dipusatkan di Bireuen, tepatnya di Keude Dua, Kecamatan Juli.
Pada masa Agresi Militer Belanda II, seluruh wilayah Indonesia sudah dikuasai belanda hingga ke Sumatra Utara. Beberapa sumber menyebutkan pada waktu itu Soekarno mengasingkan diri ke Bireuen dan menjadikan Kota Juang itu sebagai Ibu Kota negara selama seminggu.
Selama berada di Bireuen, Soekarno ditemani oleh Gubernur Militer Aceh Tengku Daud Bereueh dan menginap dan mengendalikan pemerintahan negara di rumah Kolonel Hussein Joesoef, pendopo Bupati Bireuen sekarang.
Pada waktu itu, militer Indonesia mempunyai kekuatan militer tambahan dari peninggalan tank Jepang. Ketika Jepang berada di Aceh, mereka membangun pusat militer yang besar di Keude. Hingga saat ini, ada satu tugu kecil dari beton yang dibangun masyarakat di kawasan Simpang Keude Dua. Tugu itu satu-satunya tanda sejarah adanya tangsi militer Jepang yang besar pada masa perang dulu.
Hussein Joesoef meninggal karena usia yang lanjut. Di batu nisannya tertulis tanggal 8 Januari 1978. Makam itu terletak Husein Joesoef terletak di kuburan umum Gampong Glumpang Payong Kecamatan Jeumpa Bireuen.
Kondisi makam saat ini memprihatinkan. Rumput liar menutupi nisan makam pahlawan itu. Di sampingnya, makam istrinya Letnan Dua Ummi Salamah berada. Dia juga seorang TRI di Divisi X. []
Kolonel Hussein Joesoef adalah Panglim Divisi X Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Komandemen Sumatra, Langkat dan Tanah Karo yang dipusatkan di Bireuen, tepatnya di Keude Dua, Kecamatan Juli.
Pada masa Agresi Militer Belanda II, seluruh wilayah Indonesia sudah dikuasai belanda hingga ke Sumatra Utara. Beberapa sumber menyebutkan pada waktu itu Soekarno mengasingkan diri ke Bireuen dan menjadikan Kota Juang itu sebagai Ibu Kota negara selama seminggu.
Selama berada di Bireuen, Soekarno ditemani oleh Gubernur Militer Aceh Tengku Daud Bereueh dan menginap dan mengendalikan pemerintahan negara di rumah Kolonel Hussein Joesoef, pendopo Bupati Bireuen sekarang.
Pada waktu itu, militer Indonesia mempunyai kekuatan militer tambahan dari peninggalan tank Jepang. Ketika Jepang berada di Aceh, mereka membangun pusat militer yang besar di Keude. Hingga saat ini, ada satu tugu kecil dari beton yang dibangun masyarakat di kawasan Simpang Keude Dua. Tugu itu satu-satunya tanda sejarah adanya tangsi militer Jepang yang besar pada masa perang dulu.
Hussein Joesoef meninggal karena usia yang lanjut. Di batu nisannya tertulis tanggal 8 Januari 1978. Makam itu terletak Husein Joesoef terletak di kuburan umum Gampong Glumpang Payong Kecamatan Jeumpa Bireuen.
Kondisi makam saat ini memprihatinkan. Rumput liar menutupi nisan makam pahlawan itu. Di sampingnya, makam istrinya Letnan Dua Ummi Salamah berada. Dia juga seorang TRI di Divisi X. []