Sebagai dampak lingkungan, salah satu atol di wilayah itu menguap total, menghilang di kelebatan awan jamur.
Tertanggal 1 Maret pada 59 tahun lalu, Amerika Serikat menghasilkan ledakan terbesar yang pernah dihasilkan manusia di Kepulauan Bikini, bagian dari Republik Pulau Marshall. Ledakan ini berasal dari uji coba bom hidrogen berkekuatan 15 megaton --1.000 kali lebih kuat dari bom atom yang mengandaskan Hiroshima, Jepang.
Operasi Castle Bravo, demikian uji coba itu disebut, menghasilkan ledakan yang tidak disangka sebelumnya oleh para peneliti yang terlibat, 1 Maret 1954. Dentuman bom ini menghasilkan kawah berdiameter nyaris dua kilometer dengan kedalaman 0,07 kilometer.
Hanya dalam waktu semenit, ledakan ini menimbulkan awan jamur yang mencapai ketinggian 15 kilometer. Angka ini bertambah menjadi 30 kilometer dalam waktu dua menit. Awan jamur ini mencapai puncak ketinggian di angka 40 kilometer dalam tempo enam menit.
Sedangkan sebagai dampak lingkungan, salah satu atol di wilayah itu menguap total, menghilang di kelebatan awan jamur. Dari korban manusia dilaporkan adanya paparan radiasi terhadap kru kapal AS yang berada 48 kilometer dari ground zero.
Namun, yang paling menarik perhatian adalah terpaparnya 23 kru kapal nelayan Jepang, Daigo Fukuryu Maru. Salah satunya bahkan tewas karena komplikasi. Kematiannya sempat menimbulkan ketegangan antara pihak AS dengan Jepang.
(Zika Zakiya. BBC History, Nuclear Weapon Archive)
Operasi Castle Bravo, demikian uji coba itu disebut, menghasilkan ledakan yang tidak disangka sebelumnya oleh para peneliti yang terlibat, 1 Maret 1954. Dentuman bom ini menghasilkan kawah berdiameter nyaris dua kilometer dengan kedalaman 0,07 kilometer.
Hanya dalam waktu semenit, ledakan ini menimbulkan awan jamur yang mencapai ketinggian 15 kilometer. Angka ini bertambah menjadi 30 kilometer dalam waktu dua menit. Awan jamur ini mencapai puncak ketinggian di angka 40 kilometer dalam tempo enam menit.
Sedangkan sebagai dampak lingkungan, salah satu atol di wilayah itu menguap total, menghilang di kelebatan awan jamur. Dari korban manusia dilaporkan adanya paparan radiasi terhadap kru kapal AS yang berada 48 kilometer dari ground zero.
Namun, yang paling menarik perhatian adalah terpaparnya 23 kru kapal nelayan Jepang, Daigo Fukuryu Maru. Salah satunya bahkan tewas karena komplikasi. Kematiannya sempat menimbulkan ketegangan antara pihak AS dengan Jepang.
(Zika Zakiya. BBC History, Nuclear Weapon Archive)