Cuplikan materi Geotrek Indonesia Gunung Padang
Peneliti dari Bandung Fe Institute menemukan di sudut belakang bagian timur undak pertama situs Gunung Padang ada sejumlah batu yang tersusun sedemikian rupa. Dengan memukulnya akan terdengar suara nyaring berfrekuensi tinggi bagaikan nada-nada.
Misteri Musik di Balik Gunung Padang
“Bebatuan tersebut seolah menjadi sebuah alat musik litofonik purba. Tapi berbeda dengan berbagai artefak litofonik warisan megalitik yang juga ditemukan di banyak negara di kawasan Asia Tenggara, ukuran dari artefak ini jauh lebih besar dimensinya”
Dengan menggunakan analisis fast fourier transform, Hokky dkk memetakan nada-nada yang dicurigai sampel frekuensinya ke tangga nada barat dan ditunjukkan pengerucutan pada empat nada yakni ‘f’-'g’-'d’-'a’. Mayoritas batuan yang disampling tidak menghasilkan bunyi yang frekuensinya dapat diklaim sebagai ‘nada’ tertentu.
Namun ada dua kelompok batuan yang menghasilkan nada dengan frekuensi relatif tinggi, dalam interval 2683Hz-5171Hz. Dua kelompok batuan ini terdapat di teras pertama dan teras kedua.
Tangga nada dalam pengelompokan batuan itu lazim digunakan dalam musikologi modern. Disampaikan Hokky, fakta ini menunjukkan bahwa sangat mungkin tradisi megalitik di situs Gunung Padang telah mengenal instrumen musik.
Soal musik ini masih menjadi teka-teki, apakah batu yang jadi sumber bunyi itu merupakan artefak litofon yang telah ditemukan di banyak tradisi megalitik lainnya. Jika memang batuan ini dijadikan alat musik. Maka peradaban yang memangunnya telah mengenal pola orkestrasi atau permainan musik dengan berkelompok.
Geotrek Indonesia: Peradaban dan Musik Purba di Gunung Padang. Sabtu, 5 Mei 2012. Biaya 250rb all in. Interpreter: Hokky Situngkir dengan makalah Situs Gunung Padang “Perspektif untuk Studi Arkeo-Musikologi, Arkeo-Geografi, dan Arkeo-Astronomi”. Salam Geotrek Indonesia Hokky Situngkir.
Geotrek Indonesia juga akan menyajikan bahan tertulis dari Kepala Sekolah GI Awang H Satyana ” Posisi Harmoni bumi dan Langit