Danau Toba, tentu kita semua sudah mengenal si eksotis yang satu ini. Danau terbesar yang terletak di pulau sumatera ini merupakan salah satu tempat wisata yang menjadi destinasi turis manca negara. Bagaimana tidak, selain dinobatkan sebagai danau terluas di Indonesia, di sekitar danau ini juga banyak tempat-tempat yang sangat menarik untuk dikunjugi, sebuk saja seperti Parapat, Tuk-Tuk, Simarjarunjung, dan banyak destinasi lain lagi.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah danau toba sendiri, danau ini sudah menjadi lahan tempat mereka memanen uang, bukan maksudnya bahwa danau ini mengandung uang, tetapi danau ini menjadi sumber pencaharian mereka. Danau ini banyak menghasilkan ikan air tawar yang menjadi sumber penghasilan masyarakat tobasa. Salah satu jenis ikan yang terkenal banyak dihasilkan saat ini adalah pora-pora. Setiap hari hampir 40 ton ikan tersebut dipanen dari danau ini. Bahkan saat ini disebut-sebut bahwa ikan ini turut menaikkan penghasilan dari masyarakat tobasa. Selain ikan tersebut, masyarakat toba juga banyak mendapatkan hasil berupa ikan-ikan air tawar yang dibiakkan dikeramba. Selain dari manfaat danau, masyarakat juga banyak merasakan manfaat air danau dengan cara memanfaatkannya sebagai pangairan untuk lahan pertainan yang di dominasi oleh tanaman bawang.
Contoh saja di kecamatan haranggaol yang saya sempat jalani, disana masyarakat bayak sekali memanfaatkan danau toba sebagai lahan pembibitan dan pembiakan ikan. Hampir seluruh daerah pinggir pantai terdapat keramba. Setiap minggu para penambak akan memanen ikannya untuk dijual. Hasil yang mereka dapatkan tidak sedikit, berton-ton ikan dapat dihasilkan dari keramba ini. Di beberapa tempat juga dibangun tempat rekreasi keluarga.
Namun dibalik itu semua, sungguh tak terbanyangkan jika kita melihat kilas balik dari kisah terjadinya danau tersebut. Dalam hal ini kita memandangnya dari segi ilmiah bukan mitos atau legenda. Menurut para ahli danau toba sesungguhnya merupakan kaldera moden yang merupakan hasil yang tercipta dari letusan gunung berapi toba yang sangat dasyat beribu-ribu tahun yang lalu. Letusan tersebut merupakan salah satu letusan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah letusan gunung berapi dalam kurun waktu 2 juta tahun terakhir ini. Letusan tersebut dikisahkan memiliki dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia. Letusan tersebut meningkatkan kadar sulfur di udara dan menyebabkan penurunan suhu yang drastis di benua Afrika dan di India.
Jika kita bandingkan antara masa lalu dan masa kini, dampak yang diakibatkan pada masa lalu mungkin adalah hal terburuk yang tidak pernah terbayangkan oleh manusia saat itu, dimana pada saat itu kehidupan menjadi sulit dan bahkan banyak manusia yang tewas akibatnya. Namun jika kita kembali ke masa sekarang, danau toba bagi masyarakat sekarang merupakan berkah yang sangat besar bagi masyarakat tobasa. Dimana danau ini akan menjadi sumper kehidupan bagi mereka yang tinggal disekitarnya dan akan menjadi warisan yang sangat berharga bagi anak cucu mereka.
Hal ini memang akan menjadi kontroversi jika dikatakan bahwa letusan gunung berapi merupakan berkah atau bencana, semua orang akan memiliki pendapat masing-masing. Namun pada dasarnya, letusan merapi pada awalnya memang adalah bencana yang sangat tidak kita inginkan namun bencana yang terjadi tersebut akan membawa berkah yang akan dapat kita rasakan nantinya.
Diery Leonardo Sipayung