Siapa Bilang Aceh Bukan Melayu?

Bookmark and Share


Melayu merupakan ras yang sudah sangat tua. Bahkan, rumpun pertama di Nusantara ini boleh dikatakan adalah rumpun Melayu. Melayu pemilik sah tanah Nusantara. Aceh ada dalam wilayah Nusantara. Lantas, dengan pembuktian apa Aceh disebutkan bukan bagian dari Melayu?

“Bagaimana kita membuktikan suatu bangsa di Nusantara ini sebagai Melayu atau bukan? Pembuktian bahasakah, tulisankah, atau DNA?” tanya Solichul Hadi, peminat masalah sejarah dan peradaban di LSM Prodeelat Banda Aceh.

Hadi berkata demikian merespon klaim Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, yang dirilis the Atjeh Post pada 8 Mei 2012 kemarin. Kamaruzzaman dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Bandar Publishing bekerjsa sama dengan ICAIOS, mengatakan bahwa Aceh bukan Melayu, tetapi Aceh punya peran besar dalam membangun peradaban Melayu.

Menurut Hadi, mengkaji sejarah harus melihat berbagai aspek. Jika klaim Aceh bukan Melayu karena sudah ada bangsa di daerah ini sebelum Islam datang, Hadi mempertanyakan ras apakah itu? “Apakah kerajaan lamuri sebelum Islam dianggap bukan Melayu hanya karena sudah duluan ada di sini sebelum orang-orang dari Cam kemari?” kata Hadi.

Peneliti lembaga penguatan hukum adat mukim itu menambahkan, sejarah migrasi ke Nusantara sudah dimulai sejak zaman para nabi. Merujuk pada kitab Taurat, kata Hadi, Melayu yang di kawasan Nusantara sudah ada setelah banjir bah di zaman nabi Nuh.

“Pengikut nabi Nuh kan ada yang muslim dan selamat. Anaknya, Yafet, kemudian melahirkan bangsa-bangsa Asia, mulai cina dan seterusnya. Anaknya yang lain, Ham, melahirkan bangsa-bangsa berkulit hitam. Adapun Syam, melahirkan keturunan bangsa-bangsa Eropa. Ini dapat dilihat dalam kitab Taurat,” tegas Hadi.

Lebih lanjut, ia mengatakan migrasi kedua terjadi di zaman Ibrahim. Anak nabi Ibrahim dari Ishak melahirkan bangsa Bani Israel. Dari Ismail lahir keturunan Arab yang melahirkan Muhammad.

“Ada lagi anak Ibrahim, dari Siti Kenturah, yang melahirkan bangsa Mala. Ini juga tersebut dalam Taurat, Genesis, 25:1-4. Dari keturunan Kenturah inilah lahir ras Melayu atau dulunya disebut Mala. Jadi, nama Melayu yang diambil pada nama sungai di Jambi itu masih dapat dilihat lagi, tahun berapa rujukannya?” kata lelaki yang sempat belajar di Pesantren Darul Aitam, Jawa Timur itu.

Namun, kata Hadi, banyak yang mau menjajah bangsa Melayu. Ada yang sampai mengeluarkan statemen bahwa Melayu adalah pendatang, bangsa budak. Menurut dia, Ini adalah klaim politis oleh penjajah dahulu.

“Melayu pemilik sah tanah nusantara yang asli. Aceh bagian dari Melayu. Hanya saja bukan melayu seperti yang dipikirkan orang-orang sekarang bahwa bicara melayu seolah adalah malaysia atau melayu itu adalah campa,” imbuhnya.

Senada dengan Hadi, Kepala Sikula Mukim Gandapura Bireuen dan Kruengbatee Abdya, Affan Ramlee, mengatakan bahwa Aceh yang sekarang ini merupakan pencampuran keturunan nabi Nuh dan nabi Ibrahim yang melakukan migrasi zaman dulu. Affan dan Hadi sepakat jika Melayu di Aceh dulunya bukan Islam.

“Jadi, Melayu adalah bangsa yang besar. Ras ini membangun peradaban di tanah ini. Sekarang sudah campur baur,” kata Affan yang sekarang sedang menempuh studi di Malaysia