Nabi Dawud `alaihissalam menjadi penguasa di al Quds (setelah al Quds lepas dari genggaman Bani Israil di Madinah). Setalah Nabi Dawud, kemudian penguasaan al Quds dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman `alaihissalam. Ia kemudian membangun Mesjid al Aqsha (950 SM), sebagaimana dijelaskan dalam hadisnya Abdullah bin Amr (Marfu`) ” Sulaiman bin Dawud meminta 3 hal kepada Allah (ketika membangun Baitul Maqdis): (i) memohon suatu aturan yang sesuai dengan aturan-Nya, Allah mengabulkan permintaanya, (ii) meminta kerajaan yang tiada duanya di zaman setelahnya nanti, Allah mengabulkannya. (iii) setelah usai membangun Mesjid al Aqsha memohon kepada Allah subahanahu wata`ala, Nggak ada seorangpun yang shalat didalamnya kecuali dosanya diampuni sebagaimana dia dilahirkan dari perut rahim ibunya. (Sunan Nasai, 1/112).
Ibnu Umar radiyallahu `anhuma termotivasi oleh hadis diatas, ia sengaja mendatangi al Quds dari Hijaz (Makah, Madinah dan sekitarnya), shalat di al Qudsh kemudian keluar lagi dengan tanpa meminum air (di al Quds) karena ia sangat menjaga niatnya (yaitu hanya datang ke al Quds untuk shalat disana, sebagaimana yang tertera dalam hadis diatas). Doa Nabi Sulaiman `alaihissalam semuanya terealisasi; Ibnu Taimiyah (Majmu` Fatawa Ibnu Taimiyah 27/258).
Setalah Nabi Sulaiman meninggal, kekuasaan Bani Israil terpecah menjadi dua. Sehingga, banyak terjadi perang antara keduanya.Tahun 599 (SM) Babil memerangi al Quds. Banukhud Nasr menjajah al Quds dan menawan semua orang yang ada didalamnya, kemudian mereka dikirim ke Babil. Sejarah ini dikenang sebagai “Tawanan oleh Babil”.