Gerimis sudah mulai turun di perkebunan teh Rosa. Hamparan hijau pohon-pohon membentuk perbukitan. Selindris pola pohon teh, mengantar asa menggapai pelepas dahaga keingintahuan. Polanya teratur, dipagari jejeran pohon kaso di pinggir jalan sampai di ujung mata.
Rasa haus keingintahuan terus saja mengiringi sepanjang jalan yang sedang diperbaiki ini. Suara ban mobil melindasi bebatuan sisa-sisa proyek perbaikan jalan seirama getaran aneh di dada. Kiri-kanan jalan masih nampak ceceran tanah sisa pembuatan saluran air. Benturan gardan mobil menumbuk benjolan batu membuncahkan larian imajinasi ke masa lalu.
Nada Indah dari Masa Lalu………………..
Penat hilang begitu saja tatkala ribuan batu andesit menampakkan pesona maha karya nenek moyang. Susunannya mencirikan tangan-tangan terampil sang seniman multi talent. Kudongakan kepala mengikuti paparan ratusan anak tangga batu. Elevasi 895 mdl (satuan ketinggian=meter diatas permukaan laut) berjarak 180 meter, tumpukan batu membentuk tangga mengantar ke puncak maha karya para sang pendahulu nusantara.
Perjuangan menuju asal mula takdir diciptakan. Air simbol kehidupan masih tercermin pada maksud sumur ”Mata Air Kehidupan”, di dekat anak tangga pertama. Tiap butiran keringat, lepas menyongsong niat mengupas keremangan misteri sang penyusun tatar. Hitungan tanpa ujung meronai langkah-langkah pencarian.
Megalitikum, kategori yang disematkan padanya. Namun kehirauan tidak singgah. Prasejarah kalah oleh kepincutan Pithecanthropus. Para pakar lebih asyik menggali Pacitan. Asap dupa dan sajen lebih lekat menyelubungi. Mitos telah menang atas kajian keilmiahan pada 5 teras pundennya. Bahkan pada ratusan batu segi lima yang belum tergali makna, telah ternodai klenik berbalut berkah.
Nada Indah dari Masa Lalu………………..
Saron, Bonang, dan Gong berbentuk batu tersusun pada teras pertama. Dengarlah nada-nadanya..f..g..d…a.. Ketakjuban yang belum pernah terungkap. Nada-nada lainnya masih terkubur, menunggu kajian-kajian para penerus. 2500 SM, sang pendahulu telah menikmati nada-nada indah. Lebih dulu dibanding Eropa bahkan Cina sekalipun..Sayup-sayup..cianjuran..dengan gemulai menyelusupi cuping. Radar membrant pendengaranku seakan berusaha mengungkap rahasia makna yang masih saja menyelubunginya.Suorce Data: Penelitian BandungfeBagja Nugraha